Jakarta, CNN Indonesia —
PT Pertamina (Persero) memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) dalam kondisi aman meski harga minyak melesat imbas pecahnya perang Israel dengan Iran.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Harsono Budi Santoso mengklaim produksi kilang minyak hingga impor, baik untuk bensin maupun gas LPG, dalam kondisi aman dalam sepekan terakhir.
“Alhamdulillah dalam satu minggu terakhir ini kami terus lakukan monitoring terhadap stok, baik itu dari produksi kilang maupun impor, baik untuk gasolin maupun LPG, kondisi saat ini dalam kondisi aman,” tutur Harsono dalam konferensi pers di Gedung Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Jakarta Selatan, Jumat (19/4).
Ia menjelaskan stok masih dalam kondisi normal, bahkan sudah lebih tinggi dibandingkan pada saat periode Ramadan dan Hari Raya Idulfitri tahun lalu.
Harga minyak sempat melesat naik 3 persen usai Israel menyerang Iran pada Jumat (19/4). Serangan tersebut memicu kekhawatiran bahwa pasokan minyak Timur Tengah dapat terganggu.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BPH Migas Erika Retnowati pun menyampaikan kondisi stok BBM dan LPG secara umum dalam kondisi aman pada periode 3-19 April 2024.
Dalam periode Ramadan dan Hari Raya Idulfitri tersebut, Pertamina menyiagakan 115 terminal BBM, 7.400 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), dan 71 depot pengisian pesawat udara (DPPU).
Erika mengatakan penyaluran BBM tertinggi secara nasional untuk arus mudik terjadi pada 9 April dengan kenaikan gasolin 44,56 persen dari penyaluran normal. Sedangkan untuk arus balik, terjadi pada 13 April dengan kenaikan gasolin 21,36 persen dari penyaluran normal.
Kemudian arus balik fase II terjadi pada 15 April dengan kenaikan gasolin 17,65 persen dari penyaluran normal.
“Adapun penyaluran selama periode Posko Rafi 2024 dibandingkan rata-rata penyaluran normal untuk gasolin naik sebesar 18,1 persen dan avtur naik sebesar 10,7 persen. Sedangkan gasoil turun sebesar 26,6 persen,” kata Erika.
Kemudian penyaluran LPG pun dilaporkan dalam kondisi aman dalam periode yang sama, di mana Direktorat Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pertamina menyiagakan 30 terminal LPG, 723 stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE) dan 5.027 agen LPG.
Erika menyampaikan penyaluran LPG selama periode tersebut naik 2,81 persen dibandingkan rata-rata penyaluran normal.
“Penyaluran LPG tertinggi selama periode Satgas RAFI (Ramadan dan Idulfitri) 2024 terjadi pada tanggal 8 April yaitu sebesar 33.689 metrik ton (MT) atau naik sebesar 18,3 persen dari penyaluran normal sebesar 28.468 MT,” lanjutnya.
Gas bumi juga dipastikan dalam keadaan aman dan tidak mengalami kendala dalam periode yang sama.
Subholding Gas Pertamina telah berhasil menyalurkan gas bumi kepada lebih dari 3.108 pelanggan komersial dan industri, 1.986 pelanggan kecil, 817.211 pelanggan rumah tangga (jargas), serta pelanggan power termasuk PLN Group.
“Penyaluran gas tertinggi tanggal 3 April sebesar 902 BBTUD (billion bristh thermal unit per day) dan terendah tanggal 10 April sebesar 599 BBTUD. Penyaluran niaga gas pada H-0 sebesar 638 BBTUD dan H+1 sebesar 647 BBTUD,” jelas Erika.
Selain itu, kondisi pasokan tenaga listrik dalam periode yang sama juga dipastikan dalam kondisi aman.
Erika melaporkan kondisi kelistrikan pada 10 April pada saat perayaan Hari Raya Idulfitri yaitu sebanyak 23 sistem dalam kondisi normal dan satu sistem dalam kondisi defisit atau sistem bau-bau.
“Pemadaman pada sistem bau-bau saat beban puncak malam sebesar 1,33 Megawatt (MW), sistem siaga pada beban puncang siang. Rincian daya mampu pasok (DMP) nasional sebesar 52.454,77 MW dan beban puncak (BP) sebesar 31.213,56 MW,” tuturnya lebih lanjut.
Penyebab sistem dalam kondisi siaga dan defisit dikarenakan adanya gangguan dan derating pembangkit. Sementara sistem bau-bau defisit disebabkan adanya ketidaksiapan pembangkit akibat gangguan dan derating dengan total daya sebesar 7,30 MW.
(del/agt)